Stadion Gelora Bung Karno

Bicara sepakbola, Indonesia memang masih tertinggal jauh dari negara-negara di Eropa, bahkan beberapa negara di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi dan lainnya. Namun, Indonesia punya satu hal yang bisa dibanggakan dalam hal sepakbola di mata dunia, tak lain Stadion Utama Gelora Bung Karno atau yang biasa dikenal dengan nama singkat, SUGBK, stadion yang memenuhi standar Internasional.

Profil Singkat Stadion Utama Gelora Bung Karno

profil gelora bung karno senayan

Stadion Gelora Bung Karno sejatinya sudah ada sejak tahun 1962 silam, dan mulai didirikan pada 8 Februari 1960 atas Perintah dari Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno. Saat itu, Stadion Gelora Bung Karno dibangun sebagai salah satu usaha serius Indonesia dalam menjadi tuan rumah di ajang ASIAN Games 1962.

Stadion yang terletak di Jakarta Pusat ini awalnya memiliki kapasitas tribun yang super besar, mencapai angka 110 ribu penonton bahkan menjadikannya sebagai salah satu stadion dengan kapasitas tribun terbesar di dunia. Namun, kapasitasnya kemudian mengalami penurunan, menyusul renovasi yang dilakukan jelang Kompetisi AFC di tahun 2007, yang mana Indonesia saat itu jadi tuan rumah kompetisi. Akibatnya, Tribun yang sebelumnya menampung 110 Ribu Penonton, sekarang hanya menampung 88.083 penonton. Setelah puluhan tahun berlalu, Stadion Utama Gelora Bung Karno kembali jadi saksi bisu ASIAN Games di tahun 2018 kemarin, menjadi lokasi pembukaan dan penutupan acara.

Baca juga:   Persija Juara Liga 1 Sesuai Prediksi Bola

Sejarah Stadion Utama Gelora Bung Karno

sejarah stadion gelora bung karno

Pada 23 Mei 1958, Indonesia berhasil terpilih menjadi tuan rumah untuk ajang ASIAN GAMES 1962, sejak saat Bung Karno selaku pemimpin Negeri, langsung mengerahkan semua pihak terkait untuk bekerja membangun sebuah gelanggang olahraga yang bisa difungsikan sebagai pusat kompetisi di ajang ASIAN Games. Pada 8 Februari 1960 , akhirnya konstruksi dari Stadion Gelora Bung Karno mulai dilangsungkan.

Sejarah Stadion Gelora Bung Karno, mendapat suntikan dana pinjaman sebesar 12,5 Juta Dollar US dari Uni Sovyet, Indonesia akhirnya bisa merampungkan gelanggang olahraga pertama, pada tahun 1962 dengan nama Stadion Gelora Bung Karno, tepatnya pada 21 Juli 1962, hanya sebulan menjelang dihelatnya ASIAN Games saat itu. Pada saat pertama dibangun, Stadion Gelora Bung Karno memiliki kapasitas 110.000 Penonton, memiliki 24 Sektor Tribun, dan terdiri dari 12 pintu masuk utama. Dengan kapasitas tersebut, Stadion GBK sempat jadi salah satu stadion terbesar di dunia ketika itu.

Pernah Mengalami Perubahan Nama di Era Soeharto

Setelah selama beberapa tahun menjadi kebanggaan Indonesia, Stadion Gelora Bung Karno sempat dirubah namanya pada era orde baru pimpinan Soeharto, menjadi nama Stadion Utama Gelora Senayan, lantaran saat itu sang Presiden Soeharto berusaha untuk melakukan de-Soekarnoisasi. Keputusan Soeharto ini sempat jadi kontroversi di kalangan mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Namun lantas namanya kembali dirubah oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2001 menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno, yang menjadi nama stadion Tim Nasional Indonesia tersebut sampai saat ini.

Baca juga:   Persija Juara Liga 1 Sesuai Prediksi Bola

Renovasi Gelora Bung Karno Tahun 2007

renovasi gelora bung karno

Indonesia kembali dipercaya menjadi tuan rumah ajang bergengsi AFC atau Piala Asia di tahun 2007 silam, dan untuk memperlancar event tersebut, pihak pemerintah yang saat itu dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono memutuskan untuk melakukan Renovasi besar-besaran terhadap SUGBK.

Perluasan lapangan yang jadi bagian dari renovasi membuat SUGBK yang pada awalnya berkapasitas 110.000 Penonton berubah menjadi 88.084 penonton. Walau demikian, stadion ini tetap jadi salah satu stadion sepakbola standar Internasional, dan pernah disambangi sejumlah tim top eropa seperti Timnas Belanda, Chelsea, Timnas Uruguay dan beberapa lainnya.